TEKAT4D – Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru.
Meski begitu, jenis rokok yang dikonsumsi ternyata memainkan peran penting dalam menentukan tipe kanker paru yang berkembang.
Menurut pemaparan dr.Sita Laksmi Andarini Sp.P(K), jenis rokok kretek atau nonfilter yang menghasilkan asap lebih kasar dan berat.
Serta cenderung menempel di saluran pernapasan besar.
Perokok jenis ini biasanya mengalami karsinoma sel skuamosa (SCC) yang berkembang di bronkus besar.
paparnya di sela acara Siloam Oncology Summit yang digelar oleh MRCCC Hospital di Jakarta (18/5).
Sementara itu, asap rokok filter yang mengandung partikel halus pada umumnya bisa memicu kanker paru adenokarsinoma.
Asapnya yang mengandung partikel halus dapat lebih masuk ke dalam jaringan paru, hingga ke bagian perifer.
Ujar dokter spesialis paru subspesialis onkologi toraks ini.
Penelitian juga menunjukkan bahwa durasi dan jumlah rokok yang dikonsumsi (dihitung dalam pack-years) berbanding lurus dengan risiko.
Semua tipe kanker paru, terutama SCC dan kanker paru sel kecil (SCLC).
Risiko kanker ini lebih signifikan pada individu yang mulai merokok pada usia muda.
Beda Jenis Rokoknya
Di kalangan generasi muda saat ini lebih populer rokok elektrik atau pun vape dengan beragam aroma menarik, mulai dari rasa permen hingga buah-buahan.
Rokok ini juga dianggap sebagai alternatif untuk mengonsumsi nikotin secara aman.
Walau begitu, menurut dr.Sita anggapan itu keliru. Kandungan di dalam vape justru bisa lebih tinggi dibandingkan rokok konvensional.
Ada vape yang kadar nikotinnya lebih tinggi dibandingkan rokok biasa.
Bahkan, dari penelitian kami, pengguna shisha bisa memiliki kadar nikotin dalam urine sampai 50 kali lipat dibandingkan perokok biasa,” ujarnya.
WHO juga sudah mengeluarkan pernyataan bahwa ”rokok elektronik tidak direkomendasikan untuk alat bantu berhenti merokok”.
Sebagai produk dengan bahan beracun yang berpotensi merusak organ paru-paru, vape dinilai dapat meningkatkan kemungkinan risiko kanker paru yang sama seperti kebiasaan merokok.
Deteksi dini kanker paru Kanker paru sering berkembang tanpa disadari dan baru menimbulkan gejala saat tumornya sudah di stadium lanjut dan berkembang ke organ lain.
Oleh karena itu, dr. Sita menyarankan agar orang yang termasuk dalam kelompok beresiko tinggi kanker paru sangat disarankan melakukan deteksi dini.
Mereka yang masuk dalam kelompok ini adalah perokok, baik aktif atau pasif, ada riwayat kanker dalam keluarga, atau menderita batuk yang tak kunjung sembuh lebih dari dua minggu,paparnya.
Pemeriksaan kanker paru saat ini dianjurkan dengan metode Low dose CT (LDCT) Scan yang bisa menemukan nodul yang berukuran lebih kecil.
Sementara itu pemeriksaan dengan foto rontgen baru bisa mendeteksi nodul yang berukuran sekitar 3 cm dan jika ditemukan biasanya sudah stadium lanjut.
Pemeriksaan LDCT aman karena menggunakan radiasi dosis rendah dan bisa dilakukan di rumah sakit tipe C ke atas.
Melalui pemeriksaan ini, nodul atau benjolan yang abnormal bisa dideteksi secara jelas hingga bisa dilakukan penanganan lebih awal.
LDCT bisa menurunkan angka tingkat kematian hingga 24 persen.

Promo Bonus Terbesar Hanya di TEKAT4D
-Bonus Depo New Member 50% ( MAX 200RB ) TO x 15
-Bonus Depo Harian 10% ( MAX 100RB ) TO x 3
Bonus Mingguan TEKAT4D :
-Bonus Rollingan Poker Up To 0.5%
-Bonus Rollingan Casino Up To 0.8%
-Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
-Bonus Cashback Slot Games 5%
-Bonus Referral Up To 5%
-Bonus Level Up ( Up To 2.5 Juta)
Leave a Reply