TEKAT4D – Hantavirus atau yang lebih umum dikenal virus Hanta merupakan kelompok virus yang dapat memicu penyakit serius.
Virus Hanta disebarkan melalui kontak dengan hewan pengerat, seperti tikus, melalui urine, kotoran, atau air liur dari gigitan.
Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah). Berdasarkan gejalanya, penyakit infeksi virus Hanta dibagi menjadi dua jenis, yaitu yaitu Hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS).
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, HFRS dan HPS memiliki sejumlah perbedaan. HPS lebih sering ditemukan di benua Amerika, sedangkan HFRS lebih umum ditemukan di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, HFRS dan HPS memiliki sejumlah perbedaan. HPS lebih sering ditemukan di benua Amerika, sedangkan HFRS lebih umum ditemukan di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia.
Berikut ini perbedaan gejala antara HFRS dan HPS:
Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)
Masa inkubasi virus penyebab HFRS biasanya mencapai 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15 persen. Beberapa gejalanya seperti:
- Mual.
- Mata kemerahan.
- Ruam.
- Demam.
- Sakit Kepala.
- Nyeri Punggung.
Dalam kondisi lanjutan, HFRS akibat virus Hanta dapat memicu anuria (kondisi hampir tidak menghasilkan urine), oliguria (penurunan produksi urine), gangguan sistem pencernaan, gangguan saraf, hingga gangguan pernapasan.
Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)
Masa inkubasi virus Hanta penyebab HPS biasanya berkisar antara 14-17 hari sejak infeksi pertama kali. Berikut ini beberapa gejala yang harus diwaspadai:
- Batuk.
- Sesak napas.
- Sakit perut.
- Muntah.
- Demam.
- Nyeri badan.
- Malaise (lemas).
- Diare
Gejala lanjutan yang dapat muncul meliputi tekanan darah rendah, gangguan detak jantung tidak teratur, hingga gangguan paru. Dalam kondisi parah, HPS dapat memicu penumpukan cairan di paru-paru serta kerusakan jaringan.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan temuan kasus infeksi virus Hanta di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pada Mei 2025, pasien dilaporkan sempat dirawat di RSUP Hasan Sadikin Bandung, sebelum akhirnya dinyatakan sembuh dan bisa pulang.
Tak Hanya di Jawa Barat
Berdasarkan temuan tersebut, Kemenkes melakukan surveilans untuk memeriksa kasus virus Hanta. Hasilnya mereka menemukan total delapan kasus virus Hanta di empat provinsi. Seluruh kasus yang ditemukan termasuk tipe HFRS.
Meski tidak dijelaskan secara rinci jumlah kasus tiap daerah, pada 19 Juni 2025 delapan kasus virus Hanta dilaporkan ditemukan daerah ini:
Jawa Barat
D.I. Yogyakarta
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Menurut Kemenkes, seluruh pasien sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Hingga saat ini, tingkat kematian virus Hanta di Indonesia adalah 0 persen.
“Kondisinya seluruh pasien sudah sembuh dengan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) 0 persen,” kata Juru Bicara Kemenkes drg Widyawati.

Promo Bonus Terbesar Hanya di TEKAT4D
-Bonus Depo New Member 50% ( MAX 200RB ) TO x 15
-Bonus Depo Harian 10% ( MAX 100RB ) TO x 3
Bonus Mingguan TEKAT4D :
-Bonus Rollingan Poker Up To 0.5%
-Bonus Rollingan Casino Up To 0.8%
-Bonus Cashback Sportbook Up To 15%
-Bonus Cashback Slot Games 5%
-Bonus Referral Up To 5%
-Bonus Level Up ( Up To 2.5 Juta)
Leave a Reply