Viral Curhatan Ibu Muda, Bertanya Cara agar Anak Tidak Dipegang dan Dicium Orang Lain Pas Lebaran Eh Malah Dinyinyirin Warganet TikTok

prediksitekat4d – Macam-macam konten video yang berkaitan dengan Lebaran Idul Fitri silih berganti menghiasi FYP (for your page) di TikTok lalu menjadi viral. Salah satunya video dari akun tiktok @Puspapitaaa yang sedang memikirkan cara agar anaknya yang masih bayi tidak dicium atau dipegang sembarangan oleh orang lain saat Hari Raya.

“1% nunggu Lebaran… 99% mikirin bagaimana supaya anak kita enggak dicium atau dipegang pas Lebaran,” begitu yang tertulis di dalam video yang turut memperlihatkan dirinya beserta suami.

Mengutip dari keterangan video, akun @Puspapitaaa membuat konten ini lantaran dirinya masih belum berani tegas buat menolak atau melarang takut dibilang banyak aturan.

Ibu Ini Ungkap Akibat Bayi Di cium Orang Lain

“Terus takut dibanding-bandingkan ‘Si ini dulu enggak papa kok di cium atau dip egang orang-orang’. Soalnya, pernah lagi bukber keluarga, timbul ruam merah di pelipis karena di pegang-pegang,” katanya.

Nahas. Ada saja akun yang mengomentari konten tersebut dengan nyinyiran yang justru terkesan memojokkan anaknya, seperti:

“Anaknya tidak termasuk di kategori bayi gemeshin, jadi aman, Bund,” tulis akun Aluh Kaciput.

“Tapi aku enggak akan megang anak bayi kalau bayinya enggak lucu atau menarik,” tulis akun Lisa Dewi.

Di nyinyirin di TikTok, Dapat Dukungan di Twitter

Tangkapan layar komentar nyinyir itu pun tersebar luas di Twitter dan viral usai di bagikan akun @txtdrbekasi. Ragam komentar berisi dukungan dari warganet pun di terima sang ibu.

“Yang komen kayak begitu enggak tahu rasanya lihat anak sakit. Apalagi kalau masih bayi. Sudah sakit enggak mau makan, terus BB drop,” kicau akun @NovitaYuriah.

Dokter Denta Beri Dukungan, Tindakan Ibu Muda Ini Sudah Benar

Dukungan juga di bagikan akun @Miwwa yang mengatakan bahwa keputusan mengizinkan anak di pegang apalagi di cium oleh orang lain adalah hak penuh dari ibunya.

“Enggak papa, Mbak. Itu hak penuh ibunya, kok, buat ngijinin orang lain nyentuh apalagi mencium anaknya. Anggap saja Mbaknya ambil bagian dalam proses mengedukasi keluarga atau masyarakat tentang adab menyentuh orang lain. Jangankan bayi, orang dewasa saja kalau enggak consent, jangan di sentuh,” katanya.

Hal senada di sampaikan akun @_mrshlt bahwa anak apalagi yang masih bayi boleh di pegang atau di cium sama orang lain adalah hak ibunya buat mengizinkan atau tidak.

“Emanya kalau si anak tiba-tiba sakit (paling sering kena Bronkopneumonia) orang yang pegang-pegang, cium-cium, mau bayarin berobat? Mau ikut begadang? Mikir kek,” kicaunya.

Dokter spesialis anak, Kurniawan Satria Denta, yang juga aktif berbagi informasi mengenai kesehatan anak di akun Twitter pribadinya, @sdenta, turut berkomentar dan membela sang ibu.

“Ibunya benar. Salah satu penyebab terbanyak bayi sakit pasca Lebaran adalah infeksi saluran pernapasan. Kemungkinan penyebab utamanya ya ketularan orang dewasa di sekitar bayi. Jadi, protokol kesehatan tetap jalan ya guys pas kumpul-kumpul nanti. Semangat,” kicau dokter Denta.

Bagaimana Cara Melarang Orang Lain untuk Tidak Mencium Anak Kita?

Di hubungi Health Liputan6.com melalui aplikasi pesan singkat, Psikolog Anak, Remaja & Keluarga dari TigaGenerasi, Ayoe Sutomo, mengatakan bahwa tips agar orangtua bisa menolak atau melarang anaknya yang masih bayi di pegang apalagi sampai di cium oleh orang lain sekalipun keluarga hanya satu, yaitu jangan enggak enak buat mengingatkan.

“Di mulai dari mindset dulu. Jangan enggak enak untuk mengingatkan karena sebetulnya adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menjaga anak kita. Dan, bagian dari tugas kita sebagai orangtua untuk kemudian, misalnya anaknya sudah lebih besar, enggak suka untuk di cium atau di gendong saudara lain untuk memberikan kesempatan kepada dia untuk lebih consent mau di peluk atau di cium atau enggak,” kata Ayoe.

“Tapi kalau masih kecil, bagian dari tugas kita sebagai orang tua untuk menjaga anak kita dari hal-hal yang mungkin orang lain enggak tahu tapi kita sebagai orang tua tahu bahwa itu bisa membuat satu hal tidak baik buat anak kita secara kesehatan,” dia menambahkan.

Pakai Komunikasi Asertif

Langkah berikutnya, kata Ayoe, adalah mengingatkan dengan cara komunikasi asertif yang baik sehingga tidak menyakiti orang lain yang kita ajak berkomunikasi.

“Caranya bagaimana? Karena kita berbicara mengenai komunikasi asertif, ya enggak papa secara tegas bilang ‘Nanti dulu ya, bude, pakde, lagi belum bisa di cium-cium dulu, nih’. Atau kalau anaknya sudah rada besar ‘Coba kita tanya dulu sudah mau di peluk bude, pakde atau oma atau belum’,” katanya.

“Kalau anak bilang enggak mau, orang tua bisa menjawab lagi ‘Bentar dulu ya, bude, pakde, belum mau untuk dicium’. Jadi, mengingatkannya enggak papa dengan cara ya asertif,” Ayoe menambahkan.

Tips Lainnya

Selain itu, perhatikan juga komunikasi non-verbal. Hal ini tak kalah penting agar orang lain paham dengan maksud yang ingin di sampaikan. 

“Karena kan sebetulnya kita berkomunikasi, pemaknaan orang yang kita ajak komunikasi jauh lebih banyak menangkap apa yang kita tampilkan secara non verbal,” ujarnya.

“Makanya, gestur tubuhnya tetap harus di jaga. Seperti apa? Seperti sambil tersenyum atau agak nunduk sedikit. Bahasa tubuh tetap di perhatikan dan sopan biar tidak terkesan angkuh,” Ayoe melanjutkan.

Bila kemudian kita memberikan izin anak untuk dipegang oleh orang lain asalkan cuci tangan dulu atau sekadar bilang boleh pegang asal kakinya saja, menurut Ayoe hal itu perlu untuk disampaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *